cerpen remaja-Hanya dengan Dia 4



Seperti biasa, Tia pulang sendiri setelah mengajar. Sambil menunggu bis datang,Tia berusaha untuk menghubungi kedua orang tuanya. Ayah yang selama ini sibuk,kini ia mencoba menghubungi Ayahnya.
            TUUTTT… TUUUTTT…
            “Hallo Assalamu’alaikum” terdengar suara pria dari telepon.
            “AYAH!”  Tia merasa kaget, karena baru kali ini teleponnya di angkat.
            “Tia??! Ini kamu?” Tanya Ayah memastikan
            “Iya Yah,ini Tia. Ayah gimana kabarnya? Aku sangat merindukan Ayah” Tanya Tia girang
            “Ayah baik kok,Nak. Kamu gimana? Oiya,gimana kuliah mu? Baik-baik saja kah?”
            “Aku sehat Yah. Kuliah ku lancar  kok Yah. Bahkan sekarang aku sedang praktik mengajar. Doakan yang terbaik untukku ya Yah..” Pinta Tia
            “Pasti---Ayah akan selalu mendoakanmu. Jangan pedulikan omongan Bunda yang menjatuhkanmu ya? Maaf Ayah jarang pulang. Pekerjaan Ayah semakin banyak,Nak” jelas Ayah memelas
            “iya Yah. Yah,sekarang lagi dimana? Aku ingin bertemu. Sudah 1 tahun aku tak bertemu Ayah. Aku sangaaaat ridu” Tia memohon
            “Ayah sedang berada di Lampung. Tapi dua hari lagi ayah akan ke Riau. Ayah juga rindu padamu Tia”. Jelas Ayah
            “Wwahhhh… kalu begitu pas sekali Yah!. Aku kan kuliah di Lampung,sekarang aku sedang menginap di rumah Bude Ana,Yah. Berkunjung ke sini lah Yah. Luwangkan waktu sebentar”  pinta Tia
            “Benarkah..?!   Hmm… nanti akan Ayah usahakan. Ayah harus mengatur jadwal dulu,jika ada---nanti akan ayah kabarkan. Sudah dulu ya,Tia. Ayah harus menuju ruang operasi. Jaga dirimu baik-baik.Assalamu’alaikum..” jelas Ayah
            “Baik,Yah. Jangan lupa simpan nomor ku. Wa’alaikumsalam” 
Tia senang sekali,waktu begitu cepat. Membuatnya tak kuasa menahan kerinduan. Matanya mulai berkaca-kaca,titik-titik airpun jatuh membasahi pipinya yang merona. Tia sangat senang mendengar suara pria itu,Ayah. Ayah sangat berbeda dengan Bunda,ia sangat lembut dan penyayang. Sangat sulit untuk menghubungi Ayah,di jam malam pun ia masih bekerja. Tak lama kemudian---bis yang ditunggu datang. Tia naik dengan wajah yang beseri-seri.
            “Ayah…. Aku berjanji—aku akan mendapatkan IP tertinggi di angkatan ku. Kau lah motivasi ku untuk bangkit. I love you,Ayah” batin Tia sambil berjalan melewati gang menuju rumah Budenya. Di depan gerbang,ia melihat motor itu lagi. Motor milik temannya Ridwan. Ia melirik jam di tangannya,pukul 1.30 siang. Ia heran---jam segini Ridwan sudah pulang?
            “Assalamu’alaikum…” salam Tia saat masuk rumah
            “Wa’alaikumsalam..” jawab seisi rumah
            “Eh Tia udah pulang. Naik apa Dek?” Tanya Ridwan
            “Naik bis Kak,Bude mana? Kok Kak Ridwan sudah pulang? Tumben ” Tanya Tia sambil melihat pria itu yang duduk di samping Ridwan
            “Ada tuh di dalem, lagi nonton TV. Kantorku  sedang ada renovasi. Jadi pulang lebih cepat.” jawabnya
            Tia pun menghampiri Bude nya dan mencium tangan nya. Setelah itu Tia masuk ke kamarnya yang  berada di samping ruang tamu. Ia melirik ke pria itu,namun yang ia lihat dia sedang mengerjakan sesuatu.  Maniss sekali,seperti Ayahnya. Pukul menunjukkan jam 4 sore,Ridwan dan Pria itu masih saja asyik dengan kerjaan mereka.
            “Assalamu’alaikum..”
            “Wa’alaikumsalam..”
            “Aii… ada Kak Angga. Sedang apa Kak?” Tanya Roida yang baru pulang les
            “Mau tau banget apa mau tau aja?” jawab Angga mainan
            “Huu… gak jadi deh. Gak  penting  juga.” Jawab Roida bercanda
            “Hehehe… marah niee. Hahaha” ejek Angga
            “Enak aja, enggak kok. Kak Angga aja kali yang ge-er. Hahaha” balas Roida
Kemudian Roida masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur. Tia yang mendengar percakapan mereka berdua dari dalam kamar,menyadari bahwa nama pria itu adalah Angga. Saat Tia sedang mendengarkan lagu,pintu kamar nya dibuka oleh Roida. Ia mengajak Tia untuk berkeliling kompleks,awalnya Tia tak mau. Namun Roida memaksa.
            “Mbak… waktu praktek mengajar nya tinggal 3 minggu lagi ya?” Tanya Roida dengan raut wajah yang berbeda
            “Iya Da. Kenapa?” Tanya Tia
            “Hmm.. berarti kita gak bisa berangkat bareng laagi dong? Aku pasti akan merindukan Mbak Tia” jelasnya
            “Tenang saja,kita bisa chatingan kok. Kalau ada waktu pun aku akan sesekali berkunjung kesini.” Jawab Tia menenangkan
            “oiya kak,doakan aku agar lulus dengan nilai bagus ya?” pintanya
            “pasti---kita ke masjid yuk.” Ajak Tia
            Sesampainya di masjid,Tia melihat remaja berbadan tinggi. Dan tak asing baginya. Remaja itu berbalik arah dan ternyata itu Irfan! “sedang apa dia disini? Apakah rumahnya dekat dengan rumah Bude? Aku belum pernah melihatnya” dalam hatinya
            “Roida…kamu kenal sama remaja laki-laki yang dekat tempat wudhu itu gak?” Tanya Tia penasaran
            “yang mana….???” Mencari
            “ooo… yang itu? Dia itu Irfan. Satu sekolah denganku,dia kelas 12 IPA 1. Baru pindah rumah kayaknya” jawab Roida datar
            “oo gitu,pantesan aja—dia muridku”. Jelas Tia
            “jelas—aku sudah tahu. Mbak Tia kan jurusan Biologi. Pasti ngajar kelasnya.” Roida sudah tahu
            “dia terkenal tah di sekolah? Kayaknya banyak cewek yang ngejer dia” Tanya Tia
            “jawabnya sambil jalan pulang ya Mbak.” Pintanya sambil berjalan
“Jadi , dia itu terkenal banget di sekolah. Banyak cewek yang ngesir dengannya. Pintar,alim,ganteng—sopan pula! Tapi sikapnya dingin terhadap perempuan yang belum dikenalnya. Seperti Kak Angga,hehehe” jelas Roida
            Tia hanya terdiam dan bingung. Kenapa nyambung ke Angga?


Komentar

Postingan Populer