cerpen remaja-Hanya dengan Dia part 1



"ADUUUH!!!!"
Tersentak Tia saat masuk gerbang biru yang tinggi dan panjang. Dilihatnya bahu yang tegap membawa tas hitam itu sambil berlari  .
"Aww,sakitt. Hati-hati dong!" teriaknya kepada remaja yang berusaha mengejar waktu.
        Tia adalah mahasiswa dari Universitas Bara yang sekarang sedang menempati semester akhir. Tia yang mengambil jurusan  Biologi FKIP merasa terpaksa mengambil jurusan ini,awalnya dia sangat senang karena diterima di FKIP Bilogi. Namun,karena ada masalah yang membuatnya menjadi tak berselera---jadinya Tia tak niat.
            “Dasar anak jaman sekarang,gak tau apa kalau aku ini PPL? Udah jelas pakaiannya rapih gini,hfft… sudahlah,mungkin dia takut terlambat” keluhnya dalam hati.
Senin,2 Agustus 2010 adalah hari pertama mahasiswa PPL Universitas Bara di SMA Nusa Indah. Tak pernah lupa,upacara penaikan bendera di hari senin terlaksana,upacara ini sekaligus pembukaan dan penyambutan mahasiswa PPL Universitas Bara. Selama tiga bulan kedepan,mahasiswa akan menggantikan guru mata pelajaran yang mengajar di kelas. Guru mata pelajaran akan memantau mahasiswa PPL sekaligus memberi nilai kepada mereka.
            “Assalamu’alaikum…”
            “Wa’alaikumsalam…”
“Anak-anak. Kali ini Ibu tak mengajar kalian. Selama 3 bulan kedepan,mahasiswa PPL yang akan menggantikan. Tapi ibu tetap memantau di ruang kelas.” Jelas bu Hani kepada murid-murid yang sedang merasa lelah habis upacara
“Yahh bu, kenapa masih harus dipantau? Kami tak akan jahil kok. Hehehe” rayu siswa yang duduk di belakang. Serentak seisi kelas tertawa
“Ilham… ibu tahu kalian sudah dewasa. Tapi ibu juga memiliki amanah,yaitu menilai mahasiswa PPL yang sedang mengajar kalian.” Jelas bu Hani. Bu Hani adalah guru yang paling digemari oleh murid-murid disekolah. Dia mengajar Biologi kelas 12. Sifatnya yang sabar dan bahasanya yang  mudah dimengerti oleh murid-murid lah yang membuatnya banyak digemari oleh semua penghuni SMA Nusa Indah.
            “Perkenalkan,ini Bu Tia yang akan menggantikan Ibu selama 3 bulan. Silahkan bu,perkenalkan diri” Bu Hani mempersilahkan Tia yang dari tadi berdiri di sampingnya.
            “Assalamu’alaikum wr,wb”
            “wa’alaikumsalam wr.wb”
            “Perkenlahkan, nama saya Tia Wati. Kalian bisa panggil saya Bu Tia. Saya harap,kalian senang belajar dengan saya” senyum Tia yang mengembang,membuat para murid bersuka ria.
            “Ada yang ingin ditanyakan? Asal jangan nomor Hp-nya yaa” tanya bu Hani
            “saya bu… rumah ibu dimana? Udah punya pacar belum?” Tanya Adit yang duduk di samping Ilham. Kelas pun kembali gemuruh. Murid-murid bersiul sambil tertawa.
            “Hehehe,ibu tinggal di Jawa Tengah. Namun,ibu ngekos di dekat kampus. Berhubung jarak sekolah ini jauh dari kos ibu. Jadi saat ini ibu tinggal di Kasbun,tempat saudara ibu. Kalau pacar?? Hmm,saya gak punya” Jelas Tia dengan senyum yang mengembang.
            “Wahhh,berarti saya boleh dong mengisi hati ibu yang kosong??” rayu Ilham
            “Hahaha…lucu kamu Ham. Mana mau Bu Tia denganmu. Kamu kan jelek” ketus Santi yang duduk di depan. Kelas pun meneertawai Ilham.
            “iiihhh,apa banget sih pertanyaannya, dasar remaja!” batin Tia yang berusaha menyembunyikan kekesalannya. Apa boleh buat? Dia tak boleh menampakkan kekesalannya,Tia berusaha tersenyum untuk kesan pertama.
            “Sudah cukup. Ilham,kamu gak boleh begitu dong. Gak sopan loh. Anggap saja Bu Tia seperti Bu Hani. Sekarang berdoa dulu,baru kita mulai belajar. Irfan? Siapkan” perintah Bu Hani
            “Baik, Bu” jawabnya
Ketika Bu Hani menyuruh Irfan,Tia melirik kearahnya. Tia mengenali tas hitam yang di taruhnya di belakang punggung Irfan. Tas itu adalah tas yang Tia lihat di gerbang tadi   “Itukan tas anak yang menabrak aku di gerbang tadi. Rupanya dia kelas 12 toh,oke lah kalu begitu.aku akan membuatmu minta maaf padaku.”  batinya dalam hati. Mulai saat itu,Tia memerhatikan gerak gerik Irfan. Irfan adalah remaja yang cuek,dingin namun pintar. Ternyata Irfan adalah primadona para wanita di sekolah itu. Setiap ia melintas di depan para gadis,tak jarang gadis-gadis itu menunjukkan kesenangannya saat melihat Irfan. Berbisik,memanggil dan salah tingkah. Mereke terpesona dengan Irfan.


Komentar

Postingan Populer